Telaga Bintang

West Waigeo, Raja Ampat Regency, West Papua

No Responses/5



Sudah lama Piaynemo jadi ikon wisata Raja Ampat selain Wayag. Tempat ini diberi julukan ‘Little Wayag’ karena menyuguhkan eksotisme alam yang sangat menawan. Presiden Joko Widodo pun tak kuasa menahan kagum dan menyebut Piaynemo sebagai ‘surga’. Tentu bukan tanpa alasan Piaynemo disebut sebagai nirwana oleh banyak orang.

Piaynemo serupa etalase alam yang terdiri dari perbukitan karst, bebatuan karst (gamping) yang menyembul dari balik lautan dan menjulang tinggi, dilatari lautan biru bergradasi toska hingga biru. Awan biru dan putih berarak di angkasa tentu menambah syahdu panorama langka ini. Keindahan ini bak lukisan alam, yang tentu saja tak dapat dibuat oleh manusia.

Yang dapat dilakukan oleh manusia adalah ‘menangkap’ lukisan ini melalui kamera, membuatnya menjadi abadi lewat tangkapan citra. Supaya koleksi lukisan alam dalam bentuk potret ini tambah lengkap, wisatawan yang sudah singgah di Piaynemo sebaiknya menyediakan waktu untuk menjejakkan kaki di Telaga Bintang. Putar lagi kemudi ke arah Telaga Bintang, sandarkan perahu ke dermaga terdekat, sambutlah petulangan baru. Wisatawan cukup menempuh perjalanan laut selama 5-10 menit untuk menuju lokasi ini dari bukit Piaynemo.

Wisatawan yang gemar tantangan dipastikan akan merasakan adrenalin lekas membuncah begitu melihat bentang alam Telaga Bintang. Menantang, kata ini cukup untuk menggambarkan perjalanan yang harus dicapai untuk menuju puncak Telaga Bintang demi melihat laguna berbentuk bintang dengan jelas. Jalur yang langsung tersaji di depan mata akan membuat adrenalin tersentak dan melompat kegirangan. Medan yang ditawarkan di jalur ini berbeda 180 derajat dibandingkan medan yang ditapaki di Top View of Piaynemo di bukit Piaynemo.

Tetapi, tetap saja tak terlampau ekstrem dibandingkan Wayag. Telaga Bintang sering disebut Laguna Bintang. Bukan tanpa sebab, dari balik laguna berwarna hijau toska menyembul bukit-bukit karang yang formasinya membentuk segi lima. Jika dilihat dari atas bukit, sudut-sudut bukit ini membentuk siluet bintang. Karena itu, telaga ini dinamakan Telaga Bintang. Beberapa orang akan menyebutnya sebagai Laguna Bintang karena tempat ini memang sebuah laguna.

Secara sederhana laguna adalah kawasan lautan yang terpisah dari laut karena dihalangi oleh pasir, batu karang, atau bahkan pulau. Dapat dikatakan laguna ini seperti danau air asin yang ada di lautan, namun letaknya relatif dekat dari pesisir. Ditinjau dari kenampakan alamnya, dapat dikatakan laguna Bintang ini terbentuk karena ada gugusan batu karang yang ‘menghalangi’lautan, seolah-olah memisahkannya dari lautan itu sendiri.

Ada banyak laguna indah yang terkenal di dunia. Salah satu yang cukup terkenal adalah laguna-laguna yang ada di sekitar Palalawan, Filipina. Ada beberapa laguna yang tersembunyi di sekitar El Nido. Bentangan alam yang ditawarkan pun sama, air biru yang jernih, pantai berpasir putih, dan formasi bebatuan gamping. Tetapi, berwisata ke laguna berbentuk bintang ini akan memberikan sensasi penjelajahan yang berbeda.

Penjelajahan akan dimulai dengan menaiki bukit berbatu gamping yang curam dan tajam. Kemiringan bukit yang harus didaki ini hampir 80 derajat. Melihat medan pendakiannya, tentu saja dibutuhkan stamina yang cukup kuat dan koordinasi gerak kaki dan tangan yang baik. Di samping itu, wisatawan dituntut untuk jeli mencari pijakan kaki dan pegangan tangan, sembari bergerak lincah, mengayun dari satu pijakan dan pegangan ke pijakan lain tanpa ragu.

Selain itu, dibutuhkan mental yang cukup tangguh agar tak mengeluh sepanjang perjalanan menuju puncak. Sebab, jalur pendakian ini relatif minim pepohonan peneduh. Panasnya sinar matahari tak jarang akan langsung menusuk kulit tanpa permisi. Mengeluh hanya akan membuat perjalanan jadi terasa lebih berat dan lebih panjang.

Jalur pendakian menuju puncak telaga tak seberapa jauh jika dibandingkan dengan jalur pendakian Wayag. Bahkan tak lebih jauh dari jalur pendakian bukit Piaynemo. Jalur pendakiannya pun sudah direkayasa oleh pengelola pariwisata setempat. Mereka sudah memodifikasi bebatuan karang sedekat mungkin sebagai jalan setapak. Jika diamati dari kejauhan, terlihat formasi serupa anak tangga yang dibuat dari bebatuan karst.

Batu-batu tersebut dipapras, diratakan sehingga tak merepotkan sebagai pijakan. Ujung-ujungnya yang tajam diratakan dengan semen sehingga meminimalisir risiko terluka ketika menginjakkan kaki ke atasnya. Namun, jalur pendakiannya sangat sempit, hanya muat untuk satu orang saja. Karena itu, wisatawan diharapkan dapat menghargai wisatawan yang lain ketika menjelajahi telaga ini. Pergunakanlah jalur secara bergantian dengan bijak.

Apabila telah mencapai bukitnya, jangan sia-siakan kesempatan ini dengan baik. Pandanglah sekeliling telaga dan temukan sudut yang bisa menangkap imaji bintang di laguna dengan baik. Lalu segera beranjak untuk memberi kesempatan untuk wisatawan yang lain karena spot di puncak yang agak sempit.

Di telaga ini, aktivitas yang ditawarkan tak hanya mendaki bukit untuk melihat bentang telaga dari ketinggian. Wisatawan juga bisa bersantai sejenak di pinggir laguna, sekadar untuk ‘meluruskan kaki’. Sebagai catatan, wisatawan yang ingin mendaki bukit untuk melihat formasi bintang dari laguna, sebaiknya menggunakan celana panjang dan sepatu tertutup untuk menghindari cedera dan luka akibat terantuk batu karang yang tajam.

360° Media

Gallery

Explore

3D Tour

4 1 vote
Article Rating
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments